RSS

djokja eksotiZ


Eksotisme Goa Cerme

Bagi masyarakat luar daerah Yogyakarta, goa cerme mungkin baru mendengarnya,? Goa cerme terletak di desa Srunggo kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul, atau sekitar 24 km ke selatan dari pusat kota Yogyakarta, dan 6 km dari obyek wisata pantai Parangtritis. Sebelum gempa dengan kekuatan 5,9 skala richter melanda daerah kasultanan ini, goa cerme terkenal dengan keeksotikannya. Sebelum gempa, goa ini masih terjaga kealamiannya, dan menawarkan suatu objek wisata yang menonjolkan kekayaan alam kota Yogyakarta.

Bila dibandingkan dengan goa-goa wisata yang ada dipulau Jawa, (dulu; sebelum gempa) goa cerme tergolong paling menarik untuk disusuri dan pantas untuk dijadikan referensi tempat wisata petualangan. Keaslian atau kealamian goa cerme masih terjaga secara utuh, hal ini ditandai dengan tidak diperkenankanya alat penerangan listrik didalam goa. Pada sisi lain juga tidak ditemukannya berupa bangunan buatan manusia seperti jembatan didalam goa untuk sarana penyeberangan dalam susur goa ini.

Bagi para pengujung yang ingin melihat deretan stalagtit yang menakjubkan, dapat menggunakan alat bantu dari senter yang selalu disediakan para guide sebagai alat penerangan. Para guide yang kebanyakan dari penduduk sekitar dengan penuh kesabaran akan menuntun dan mengantarkan Anda, untuk melihat pesona alam yang terletak diatas bukit dan didalamnya terdapat air jernih yang mengalir dengan tenang.

Belum selesai Anda melihat ketakjuban akan kejernihan airnya, Anda akan semakin berdecak kagum ketika dari seperempat perjalanan menyusuri goa menyaksikan deretan stalaktit, yang beraneka wujud dan menempel pada bebatuan dinding goa. Sang guide susur goa akan menjelaskan bagaimana stalaktit itu terbentuk, lengkap dengan berbagai cerita dan mitos dibalik indahnya stalaktit tersebut.

Menurut sejarah ditemukannya goa cerme dari penduduk sekitar, terjadi beberapa abad yang lalu. Waktu itu Mbah Dipo membuka akar-akar pohon yang menutupi perbukitan di sekitar selatan desa Ploso kabupaten Gunungkidul yang juga berbatasan dengan kabupaten Bantul. Dibalik inisiatif Mbah Dipo untuk membuka akar pepohonan ini, ternyata menemukan sebuah goa, yang pada akhirnya dinamakan goa cerme. Nama gua cerme diambil dari nama hutan yang menutupi goa tersebut yaitu Sermin. Berbagai versi cerita pun mengiringi dibalik nama goa cerme. Konon, nama goa cerme pun berasal para wali songo, yang berasal dari kata ceramah. Entah dari mana perkembangannya, hutan atau alas Sermin itu pun berubah nama menjadi Cerme. Dan nama Cerme hingga kini melekat pada goa tersebut.

Goa Wisata Petualangan

stalaktit-dengan-ketinggian-1-meter-dari-dasar-goa-dan-bera.jpgSebagai goa yang masih terjaga bentuk keasliannya, goa cerme menawarkan beberapa petualangan menantang didalamnya. Dengan jarak tempuh 1,2 km dari pintu masuk yang masih berada di kawasan Bantul, dan finish di desa Ploso kabupaten Gunungkidul, selama jarak tempuh terbut Anda akan berjalan didalam air dengan ketinggian maksimal satu meter. Licinya bebatuan dan terjalnya batu karang yang ada didalam air tersebut, akan menantang Anda sebagai petualang untuk tetap bertahan hingga menempuh garis finis.

Strategi menyusuri jalan goa, menjadi panduan penting agar tidak tergelincir dan tersandung batu karang dibalik kedalaman air goa tersebut selama perjalanan. Selama kurang lebih tiga jam perjalanan menuju arah finish, pandangan mata harus benar-benar berkonsentrasi pada medan yang ada, karena sedikit saja konsentrasi anda lepas kontrol, mungkin kepala atau kaki Anda akan menyentuh stalagtit dan batu karang yang keras dan mengakibatkan rasa nyeri. Meskipun sedikit nyeri, petualangan yang terjadi di dalam goa akan terhapus dengan sendirinya. Karena keunikan stalagtit dan stalagmit yang ada disekililingnya menjadi objek pemandangan yang bisa menjadi penawar nyeri tersebut.

Selama menjelajah didalam goa, ada beberapa titik tempat yang selalu mendapat perhatian setiap para pengunjung wisata goa ini. Sumur zamzam, mahkuto mustoko, watu kaji, paseban, keraton, banyu suci, grojokan sewu, dan kahyangan adalah gugusan stalaktit yang terbentuk selama ratusan tahun. Stalaktit tersebut terletak di kiri dan kanan jalan air, yang jika ingin mencapai tempat tersebut dibutuhkan seorang jiwa petualang. Untuk menuju tempat-tempat tersebut sebenarnya tidak susah, akan tetapi diperlukan keberanian dan perhitungan yang matang agar tidak tergelincir karena licinnya batu tersebut.

Menerobos gelombang air yang tenang selama perjalanan didalam goa, Anda akan kembali melihat pesona mata air yang mengalir dengan deras dan jernih. Menurut pemandu dan warga sekitar, mata air tersebut dinamakan grojokan sewu. Untuk mencapai lokasi ini, Anda harus melewati rintangan berupa jalan yang sempit dan banyaknya stalagtit yang menjorok kebawah dasar air. Gerojokan sewu ini, berasal dari mata airnya yang sumbernya dari pantai selatan, yang sekaligus memasok debit air yang ada di dalam goa ini.

Goa Cerme Sarana Menguji Nyali

stalaktit-yang-baru-terbentuk_goa-cerme.jpgPernahkan Anda membayangakan sebelumnya, kalau menyusuri goa cerme ternyata hanya menggunakan alat bantu penerangan berupa senter? Dan beranikah Anda, jika menyusuri goa tanpa ditemani seorang pemandu? Jawabannya hanya mungkin bila Anda yang memiliki nyali besar dan jiwa petualang.! Sebab selama kurang lebih tiga jam perjalanan mencapai finish, Anda akan menemukan rangkaian lorong jalan dan anak mulut goa yang begitu gelap meski dibantu dengan menggunakan senter.

Lokasi di goa cerme memang sangat tepat untuk membentuk nyali dalam mengalahkan rasa takut yang ada di dalam jiwa Anda. Baik secara mental maupun secara mistis. Karena ada beberapa hal yang janggal, sekaligus sukar untuk diterangkan secara logika selama menuyusuri goa ini. Nyali Anda akan diuji sejak awal masuk goa. Pasalnya, dari bawah pintu masuk goa, cahaya matahari hanya dapat menerobos sepuluh meter dari jarak pandang mata kita, setelah itu gelap yang akan menemani Anda. Sewaktu melintasi arena goa, tidak hanya gelap yang harus ditaklukan. Beberapa tikungan sempit yang terbentuk oleh stalagtit dan stalagmit harus anda taklukan juga.

Dan selama menuyusuri goa, Anda akan kembali dibuat kagum sekaligus heran oleh beberapa bentuk batu stalagmit dan stalagmit yang menyerupai bentuk kepala kelalawar, binatang sapi, dan bentuk gamelan (alat musik jenis pukul dari kesenian tradisional Jawa. Konon, stalagmit dan stalagtit ini terbentuk dari tetesan-tetesan air dari langit goa yang terjadi selama bebrapa tahun silam.

Bentuk batu yang berwujud sapi misalnya, dapat Anda temukan letaknya didekat watu kaji, atau kurang lebih satu jam perjalanan dari pintu masuk goa. Kemudian batu berbentuk gamelan dapat dijumpai sekitar 40 persen perjalanan menjelang finish. Menurut kepercayaan penduduk sekitar dan para pengunjung goa yang pernah kesini, di tempat batu berwujud gamelan ini, sesekali terdengar suara seperti dari alat musik tersebut.

Menjelang garis finish atau tepatnya 300 meter dari pintu keluar, jika Anda memasuki kawasan ini udara hangat akan begitu terasa bila dibandingkan pada suhu udara sebelum memasuki kawasan ini. Konon di daerah kawasan ini, dahulunya pernah dihuni oleh manusia purba, dan ini artinya bahwa goa cerme telah ada kehidupan sebelumnya.

Terlepas dari beberapa mitos, dan aura magis yang terkandung didalam goa tersebut, goa cerme tetap lah goa yang berpotensi dijadikan sebagai tempat wisata petualangan yang peruntukan bagi khalayak umum. Hal ini dibuktikan oleh beberapa turis dari manca negara seperti dari Perancis, Belgia, Belanda dan Inggris berwisata di goa ini.

Kebanyakan dari para pengunjung, memanfaatkan keindahan dan keeksotikan goa ini, kemudian juga sempat dijadikan untuk penelitian ilmiah dibidang Geologi. Hasil dari penelitian bidang geologi ini menemukan, bahwa kandungan batu yang ada di goa cerme masih tergolong langka di dunia. Kandungan batu tersebut salah satu jenisnya adalah phospor. Jenis batu ini, konon hanya terdapat di goa cerme. Keistimewaan batu phospor ini, dapat memancarkan cahaya ditempat yang gelap.

stalaktit-yang-berbentuk-semacam-bekuan-es_goa-cerme.jpgDi lokasi sekitar goa cerme, terdapat gardu pandang yang tersebar di lima titik lokasi taman goa. Dari gardu pandang ini, Anda dapat menyaksikan aura keindahan kota Yogyakarta. Selain itu, di goa cerme ini ada seni jathilan, atau biasa disebut kuda lumping yang siap menghibur Anda. Biasanya seni jathilan ini, hanya ada dalam satu tahun sekali. Dan itupun bertepatan dengan waktu bersih desa. Namun sekarang, demi memuaskan pengunjung wisata di goa cerme, kesenian tersebut dapat diminta untuk menghibur meskipun secara dadakan.

Masih dikawasan goa cerme, jika Anda pecinta tanaman hias, para penduduk setempat menyediakan aneka bonsai seperti bunga anggrek, serut, asem, beringin, preh, jati dan lain-lain. Singkatnya, tanaman hias tersebut, dapat menjadi tanda kenangan dari beberapa sisi cerita indah tentang goa cerme yang berwujud. Selamat Berlibur, dan temukan kesegaran udara alam dikawasan goa cerme, dari selatan kota Yogyakarta. *Tulisan ini pernah di muat oleh Majalah Travel Club dan dimuat di www.djarumsuper.com dengan judul Goa Cerme Wisata Petualang Sarana Penguji Nyali, Rabu,19/04/2006 18:51 WIB.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

sibujang tampan mengatakan...

nice.,

Posting Komentar